Genetika diartikan sebagai ilmu cabang biologi yang mengkaji
materi genetik tentang strukturnya, reproduksinya, kerjanya (ekspresi),
perubahan dan rekombinasinya, keberadaannya dalam populasi, serta
perekayasaannya.
Genetika adalah cabang biologi yang mempelajari materi
genetik yang antara lain pewarisan sifat. Yang mencakup fungsi gen ,serta cara
pewarisan gen-gen dari satu generasi ke generasi berikutnya (Russel,1992)
Dari
berbagai sumber banyak sekali mengemukakan macam-macam pengertian kromosom.
a. Kromosom
adalah suatu struktur serupa benang yang ditemukan dalam inti sel, yang
mengandung gen-gen dalam urutan linear, suatu molekul DNA utuh yang merupakan
genom suatu sel prokariot, pada sel-sel eukariot kromosom terdiri dari suatu
molekul DNA yang bergabung dengan histon serta protein-protein lain (Ayala,
dkk, 1984).
b. Kromosom
adalah suatu molekul asam nukleat yang melakukan replikasi sendiri, serta
mengandung sejumlah gen; pada struktur tertentu, kromosom tersusun dari DNA dan
protein, dan ditemukan dalam inti sel eukariot (Brown, 1989).
c. Kromosom
adalah DNA tunggal yang terkondensasi menjadi suatu struktur kompak pada
kondisi in vivo dengan bantuan histon
atau protein lain serupa histon (Miklos, dkk, 1990).
d. Kromosom
adalah badan atau struktur nukleoprotein berwarna gelap yang terlihat di dalam
sel selama pembelahan. Tiap kromosom mengandung suatuderetan gen yang linear
(Gardner, dkk, 1991).
e. Kromosom
adalah materi genetik sel yang tergabung dengan protein serta terorganisasi
menjadi sejumlah struktur linear. Secara harfiah (literally) istilah kromosom berarti “bentukan berwarna”, karena di
bawah mikroskop terlihat sebagai struktur serupa benang, hanya setelah diwarnai
dengan zat warna (Russel, 1992).
f. Pada
prokariot, kromosom adalah suatu molekul DNA utuh yang merupakan genom; pada
eukariot, kromosom adalah suatu molekul DNA yang tergabung ddengan RNA dan
protein membentuk suatu struktur serupa benang yang mengandung informasi
genetik dalam susunan linear, serta dapat dilihat selama mitosis dan meiosis
(Klug dan Cummings, 2000).
a. Telosentrik
(Telo = ujung, sentries = sentromer)
Kromosom satu lengan
dan sentromernya terletak di salah satu ujung dari lengan (Susilowarno, 2007).
b. Akrosentrik,
(Akro = tidak sama, sentries = sentromer)
Kromosom yang mempunyai
2 lengan, dimana salah satu lengan sangat pendek dan yang lain panjang,
sentromer berada di antara dua lengan yang tidak sama panjang (Susilowarno,
2007).
c. Submetasentrik,
(Submeta = agak tengah, sentries = sentromer)
Kromosom yang mempunyai
2 lengan hampir sama panjangnya dan sentromer terletak di antara dua lengan
yang tidak sama panjang (Susilowarno, 2007).
d. Metasentrik,
(Meta = tengah, sentries = sentromer)
Kromosom yang mempunyai
lengan yang sama panjang sehingga sentromer terletak ditengah (Susilowarno,
2007).
Bentuk kromosom pada Virus ada 2
macam:
1. Linear : berbentuk batang
2. Sirkuler : berbentuk cincin
Ada
jenis virus yang memiliki kromosom berbentuk linear namun, pada keadaan
tertentu menjadi sirkuler (cincin), yaitu fag
.
Plasmid dan Episom
- Plasmid merupakan DNA yang membawa sejumlah gen dengan bentuk sirkular dan melakukan replikasi sendiri. Plasmid berada di dalam sel dan replikasinya seperti replikasi DNA seluler.
- Menurut Gardner (1991), plasmid merupakan replicon (sebuah unit dari materi genetik yang mampu melakukan replikasi secara mandiri) yang diwariskan secara stabil (dipertahankan tanpa seleksi tertentu) dan berada di luar kromosom (extra-chromosomal).
- Episom adalah unsur- unsur genetika bebas, berupa virus atau jasad renik lainnya, yang telah dapat berkembang dalam sel bakteri baik dalam keadaan autonom (menggandakan diri dan dipindahkan tanpa bergantung kepada kromosom bakteri) maupun pada keadaan terintegrasi (melekat pada kromosom bakteri, berperan serta bersamanya dalam rekombinasi genetika dan dipindahkan bersama kromosom bakteri tersebut).
- Tiga tipe plasmid bakteri dan fungsinya:
- F dan F’ plasmid, factor fertilitas konjugasi. terdiri dari sekitar 25 gen, sebagian besar diperlukan untuk memproduksi pili seks.
- R plasmid disebut juga RTF atau Resisten Transfer Factor plasmid membawa beberapa gen untuk resistensi terhadap antibiotic atau obat antibiotic yg lain.
- Col plasmid disebut juga colicinogenic, plasmid yang mengkode untuk colisin, protein yang membunuh secara sensitive sel E. Coli (Gardner, 1991)
A.
Pengertian Transkripsi Balik
Transkripsi
balik (Reverse transcription)
merupakan proses kebalikan transkripsi yaitu mengkopi RNA menjadi DNA. Definisi
yang lain menyebutkan bahwa reverse
transcription adalah proses yang mentranskripsikan untai tunggal RNA
menjadi DNA komplemennya (cDNA) dengan katalisator enzim reverse
transcriptase, primer dNTPs dan enzim RNAase Inhibitor. Tanpa reverse
transkripsi, pekerjaan mencari umumnya dilakukan dengan mengisolasi DNA total
genom kemudian memotong-motongnya menjadi ratusan ribu potongan dan diteruskan
dengan mempelajari masing-masing potongan dengan teliti, cara tersebut
menghabiskan waktu dan tenaga yang banyak dan tidak efisien. Dengan enzim yang
sesuai, pekerjaan mencari gen tidak harus dimulai dengan mengisolasi DNA genom
total tetapi cukup dengan mengisolasi mRNA.
cDNA
cDNA merupakan
terminology genetic yang mengacu pada untai DNA yang disintesis dari template
RNA melalui suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim reverse transcriptase dan
DNA polymerase. cDNA disebut juga DNA komplemen, beruntai tunggal atau untai
ganda, disintesis invitro dari template mRNA menggunakan enzim reverse
transcriptase.
Tujuan
mengkonversi mRNA menjadi cDNA adalah karena DNA sifatnya lebih stabil dari
pada RNA. Setelah dikonversi, untai cDNA tersebut dapat digunakan untuk PCR,
sebagai probe untuk analisis ekspresi dan untuk perbanyakan/ cloning sekuen
mRNA. Jika seorang peneliti ingin mengekspresikan suatu protein spesifik dalam
sel yang tidak lazim memproduksi protein tersebut satu cara sederhana adalah
dengan mentransfer cDNA yang mengkode protein tersebut ke sel resipien. Pada kondisi
alamiah, cDNA tersintesis oleh reverse transcriptase yang mengubah untai tungal
RNA berdasarkan urutan pasanan basanya dan memasangkan dengan basa DNA yang
sesuai (A,U,G dan C berpasangan dengan T,A,C dan G).
Enzim Reverse
Transcriptase
Enzim transkriptase-balik
(reverse-transcriptase) adalah enzim yang secara alami digunakan
oleh retrovirus untuk membuat copy
DNA berdasarkan RNA-nya. Enzim transkriptase-balik ditemukan oleh Howard Temin dan David Baltimore secara
terpisah pada tahun 1970 tidak lama setelah penemuan enzim restriksi. Enzim transkriptase-balik
ini kemudian digunakan untuk mengkonstruksi copy DNA yang disebut cDNA (complementary DNA)
dengan menggunakan RNA sebagai cetakannya. Dengan demikian gen atau bagian dari gen dapat
disintesis berdasarkan mRNA. Proses sintesis DNA dengan cara ini merupakan kebalikan dari pada proses
transkripsi. Oleh karena itu dinamakan transkripsi-balik.
Saat ini, enzim
transkriptase-balik sudah diproduksi secara komersial. Ketersediaan enzim transkriptase-balik ini telah memberikan
kemudahan bagi para peneliti untuk mempelajari gen yang bertanggung-jawab terhadap sifat-sifat
tertentu.
Enzim reverse
transcriptase sebenarnya bukanlah merupakan katalisator yang efektif. Selama
satu periode transkripsi setidaknya terdapat rata-rata 10
kesalahan seperti salah baca kodon, melompati pembacaan beberapa kodon dan
sebagainya. Kesalahan-kesalahan tersebut relative lebih parah dibandingkan
dengan kesalahan yang umum terjadi pada replikasi normal, hal tersebut karena
proses transkripsi normal mempunyai mekanisme
koreksi yang mengurangi frekuensi kesalahan transkripsi. Frekuesi
kesalahan transkripsi yang tinggi ternyata justru menguntungkan sel prokaryotic
yang bersangkutan. Fenomena tersebut merupakan salah satu factor yang
menyebabkan partikel prokaryotic seperti virus sulit untuk diberantas, pola
genetic virus cenderung cepat berubah sehingga tidak terkoreksi oleh system
imun manusia (Stowell,2009).
Primer
Tiga jenis
primer yang umum digunakan dalam proses reverse transkripsi; (1) Primer
Oligo(dT) atau dNTPs, (2) Primer random hexamer, (3) Gen spesifik primer. Primer
dNTPs yang paling sering digunakan sebagai primer karena peneliti bisa
mendapatkan salinan cDNA lengkap dari full mRNA juga afinitas dNTPs terhadap
ekor poly A pada mRNA. Primer dNTPs menggandakan ekor poly A mRNA dan
terfosforilasi pada ujung 5’ untuk menfasilitasi cloning cDNA.
mRNA yang panjang (>4 kb) atau
tidak memiliki ekor poly A (mRNA prokaryota), maka pilihannya adalah random
primer. Dengan random primer, ujung 5′ gen-gen yang panjang dapat ditranskripsi
balik, tetapi cDNA yang diperoleh mungkin tidak full dari seluruh gen. Biasanya
digunakan random primer 6-mers, tetapi 8 atau 9-mers dapat meningkatkan ukuran
cDNA karena primernya akan terhibridisasi lebih jarang.
Pilihan ketiga
adalah primer spesifik gen yang dapat meningkatkan sensitivitas dengan
mengarahkan seluruh aktifitas enzim RT untuk mentranskripsi balik hanya RNA
tertentu saja. Jika yang kita lakukan adalah one-step RT PCR, primer
spesifik gen digunakan karena primer RT juga nantinya digunakan sebagai primer
reverse pada reaksi PCR-nya (Yepyhardi, 2010)
Mekanisme Transkripsi Balik
Berikut adalah
gambar mekanisme transkripsi balik pada virus ssRNA-RT kelas VI atau yang biasa
disebut retrovirus. Contoh retrovirus ini adalah Human Immunodeficiency
Virus (HIV)
and Human T-Lymphotropic virus (HTLV).
Mekanisme Rolling Circle Replication
Menurut Gardner (1991) Replikasi kromosom
bakteriofage ФX174 terbagi dalam tiga tahapan yaitu: (1) Untaian positif induk
→ RF induk, (2) RF induk → RFs anakan, dan (3) RFs anakan → untaian positif
anakan. Untuk lebih jelasnya mengenai mekanisme rolling circle replication
disajikan pada gambar berikut:
Keterangan: Mekanisme
Rolling Circle Replication pada bakteriofag ФX174 yaitu:
1. Tahap I. Conversi kromosom untai tunggal menjadi induk
untai ganda. (a-e) dari untai tunggal menjadi induk untai ganda (RF), (b)
Sintesis untai (-) komplemen diinisiasi oleh sintesis primer RNA pendek, reaksi
dikatalis oleh primosom yeng membutuhkan complek paling tidak 6 protein yang
berbeda, komplemen ini disebut primosom. (c) DNA polimerase III mengkataklisis
covalen tambahan dari DNA sampai unung 3’ dari RNA primer. Sintesis untai (-)
komplemen itu terjadi secara terus
menerus sampai cetakan untai positif habis. Primosom bergerak di sekitar untai
cetakan silkuler, setelah berhenti sebentar kemudian menginisiasi sintesis
fragmen okazaki yang baru. (d) Pemotongan primer RNA pada celah-celah diantara
fragmen-fragmen okazaki tersebut diisi oleh aktivitas DNA polimerase I. DNA
ligase kemudian mengkatalisis ikatan kovalen diantara 3’OH dan 5’OP untuk
menghasilkan induk untai ganda (RF).
2. Tahap II. Rolling circle Replication dari induk RF
untuk menghasilkan kumpulan anakan RFs (e). (f) induk untai (+) RF dipotong
pada bagian ori dengan menggunakan enzim nuklease dari ФX174 protein gen A.
lubang protein gen A pada induk RF terletak hanya pada ori dan tidak akan
memotong molekul DNA sama sekali. (f-h) selama peristiwa protein gen A menjadi
ikatan kovalennya bertambah pada group 5’ pada untai (+). Hal ini menyisakan
sambungan menuju 5’ sampai untai positif anakan disintesis dengan sempurna. (g)
Ujung 5’ pada untai positif dipindahkan
dari untai (-) dan DNA ditambahkan pada 3’OH membentuk lingkaran. (g-h) Protein gen A menyisakan ikatan pada garpu
replikasi untuk pergerakannya di sekitar untai negatif (-). (h-i) Sekali untai
positif (+) baru disintesis protein gen A membelah daerah permulaan dan secara
simultan menyambung ujung 3’ dan 5’ untuk membentuk untai positif silkular menjadi
lebih rapat. (i-l) Sintesis untai negatif (-) komplemen terjadi secara tidak
terus menerus seperti pada tahap I dengan menggunakan untaian positif sebagai
cetakan. Fragmen-fragmen okazaki diinisiasi oleh RNA primer namun RNA primer
tersebut tidak tampak pada diagram. (i-f-l) Induk RF terus bereplikasi dengan
cara rolling circle sampai populasi anakan RFs sebanyak 60.
3. Tahap III. Sintesis kromosom anakan untai tunggal.
(l-p) Rolling circle replication dari anakan RFs terjadi hanya pada induk RFs
pada tahap 2, kecuali jika untai negatif tidak disintesis, sebagai penggantinya
untai positif dibungkus dalam virion. (n-p) dari sintesis RF (tahap 2) menjadi
anakan untai positif pada tahap 3 dihasilkan dari sintesis gabungan lapisan
protein virus yang terdapat pada untai positif, yang mencegahnya dari cetakan
yang sesuai bagi untai negatif. (q) Pematangan anakan virus akan sempurna pada siklus
hidup bakteorifag ФX174. Sekitar 500 anakan virus dihasilkan per sel yang
terinfeksi.
PAPARAN:
1. Bukti-bukti terjadinya Rolling circle replication
ditemukan pada (1) DNA virus untai tunggal seperti ФX174, (2) Replikasi
behubungan dengan transfer kromosom selama fase “mating” (konjugasi) pada
bakteri (Tamarin, 2001), dan (3) replikasi pada molekul DNA ekstra kromosom
yang membawa gen-gen rRNA selama oogenesis pada ampibi.
2. Rolling circle replication pada bakteriofage ФX174
terbagi dalam tiga tahapan yaitu: (1) Untaian positif induk → RF induk, (2) RF
induk → RFs anakan, dan (3) RFs anakan → untaian positif anakan. Untuk lebih
jelasnya mengenai mekanisme rolling circle replication
Percobaan Hershey
dan Chase membuktikan bahwa DNA virus masuk kedalam tubuh bakteri E. Coli,
sedangkan sebagian besar protein virus tetap berada diluar. Masuknya materi
genetik kedalam tubuh bakteri akan menyebabkan terjadinya kerusakan program
genetik bakteri karena diambil alih oleh DNA virus. Hal ini menyebabkan virus
dapat dengan mudah memperbanyak diri selama di dalam tubuh bakteri. Percobaan
Hershey dan Chase memberikan bukti kuat bahwa asam nukleat (bukan protein)
merupakan materi hereditas.
Percobaan Meselson dan Stahl
Setelah ada tiga macam
teori ini maka M.S. Messelson dan F.W stahl mempublikasikan pada tahun 1958
bahwa replikasi DNA berjalan sesuai denga teori semi konservatif. Percobaan
yang dapat membuktikan bahwa replikasi DNA berjalan secara semi konservatif ini
dilakukan dengan menggunakan bakteri E.
coli. Berikut adalah langkah-langkah percobaan yang dilakukan oleh Meselson
dan Stahl.
1.
Meselson
dan Srahl menumbuhkan E. coli selama bergenerasi pada medium yang mengandung
isotop 15N sebagai pengganti isotop normalnya yaitu 14N
yang lebih ringan. Purin dan pirimidin mengandung nitrogen, sehingga
nantinya semua purin dan pirimidin dari
bakteri yang dibiakkan ini mengandung isotop15N. Dengan demikian
massa jenis bakteri 15N akan lebih besar dari massa jenis bakteri 14N.
2.
Saat
dilakukan percobaan ini telah diketahui adanya prosedur teknik pemisahan
molekul berdasarakan massa jenisnya yang dikenal dengan sebutan equilibrium density centrifugation.
3.
Untuk
mengetahui teori mana yang berlaku dalam replikasi DNA, maka Meselson dan Stahl
dapat mengetahuinya dari pencatatan perubahan komponen massa jenus DNA sel yang
ditumbuhkan pada medium 15N dan kemudian di pindahkan ke medium 14N.
Massa jenis DNA kurang lebih sama dengan massa jenis larutan garam
berat.seperti Cesium Klotida (CsCl). Massa jenis DNA yang memiliki isotop 14N
sebesar 1,710 g/cm3, sedangkan DNA dengan isotop 15Nmemiliki
massa jenis 1,724 g/cm3. Dengan sentrifugasi kecepatan tinggi dan
waktu tertentu maka dapat dipisahkan antara molekul dengan massa jenis tinggi
dan molekul dengan massa jenis rendah secara bergradien dari bagian atas tabung
sampai ke bagian bawahnya.
4.
Setelah
membiakkan bakteri bakteri dalam medium dengan isotop 15N, maka
Meselson dan Stahl memindahkan bakteri untuk dibiakkan di medium dengan isotop 14N.
Berikut adalah gambar langkah-langkah percobaan yang dilakukan oleh Meselson
dan Stahl.
5. Setelah
dibiakkan dalam waktu tertentu maka sebagian bakteri dianalisis dengan teknik CsCl equilibrium density centrifugation.
Analisis dilakukan pada berbagai generasi. Hasil analisis yang didapat seperti
ditunjukkan oleh gambar berikut ini.
Hasilnya
a .
Sebelum
perlakuan maka diuji dulu untuk memastikan DNA parental yang dipakai adalah DNA
yang mengandung isotop 15N. Kontrol 1, DNA bakteri yang
dibiakkan di medium isotop 14N yang semuanya masa jenisnya ringan.
Kontrol 2 campuran antara bakteri yang dibiakkan di isotop 14N dan 15N
yang terpisah membentuk dua lapisan yang berbeda.
b.
Pada
generasi pertama, setelah bakteri yang dibiakkan pada isotop15N
dipidahkan ke 14N, diperoleh hasil DNA yang massa jenisnya terletak
antara massa jenis DNA bakteri yang dibiakkan di medium isotop 15N
dan isotop 14N (DNA hibrid). Hasil ini memenuhi teori
semikonservatif dan teori dispersif.
c.
Pada
generasi kedua,diperoleh bakteri dengan DNA hibrid dan DNA ringan (mengandung 14
N) yang setara. Hasil ii memenuhi teori semikonservatif.
d.
Pada
generasi ketiga diperoleh hasil seperempat DNA hibrid dan tiga perempatnya DNA
ringan.
7. Berdasarkan
kenyataan ini maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa replikasi DNA itu secara
semikonservatif.
Dari hasil percobaan
Meselson-Stahl ini, maka secara kuat diperoleh kesimpulan bahawa replikasi DNA
adalah semi konservatif. Replikasi semikonservatif ini terjadi pula pada
organisme lain selain bakteri yakni kelompok hewan dan tumbuhan.
EXTRACHROMOSOMAL INHERITANCE
1. Hasil Perkawinan reciprocal mengalami penyimpangan mendel
2. sel kelamin betina betina mempunyai sitoplasma lebih banyak dari sel jantan.
3. Ada persilangan2 tertentu dan dipetakkan gennya, dan selalu berubah-ubah (polanya tidak tetap)
4. Rasio/perbandingan hasilnya berbeda-beda, dikendalikan gen-gen diluar inti.
5. Eksperimen substitusi nukleus. ex: sifat tertentu dikendalikan oleh inti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar